Sejarah Batik Druju

 Druju (baca : ndruju) adalah sebuah desa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang (wilayah Malang Selatan) kurang lebih20 km sebelum Pantai Sendang Biru. Desa ini terkenal dengan desa penghasil gamping/batu kapur, karena kondisi geografis didukung oleh pegunungan batu putih yang menjadi sumber utama pembuatan gamping.

Selain sebagai penghasil utama batu kapur, semenjak bulan Agustus 2003 bediri Batik Druju khas Malang yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.  Tepatnya di Dusun Wonorejo Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Suasana alam yang eksotis, mendorong karya batik Druju menjadi batik yang cukup diperhitungkan di kalangan menengah ke atas.

Bu Antik Subagyo dan Batik Karyanya
 
Batik Druju dirintis dan dikelola oleh Sumardiyanti atau akrab disapa Antik Subagio yang merupakan pemilik Butik Andis Batik. Awal menekui pada tahun 1996 usaha batik ini, menurut Antik bukan karena meneruskan usaha warisan (keturunan) atau karena memiliki keahlian membatik, tapi karena kecintaannya terhadap batik, itu tercermin dari kecintaan orang tuanya yang suka membatik dan hanya untuk dipakai sendiri. Selain kecintaan terhadap batik, ia termotivasi untuk menciptakan sesuatu yang menjadi ciri khas Kabupaten Malang terutama motif batik khas Kabupaten Malang.

Untuk memulai usahanya, Antik belajar ke Solo dan Yogyakarta. Setelah merasa cukup ilmu Antik mengawali dengan membuat 6 (enam) sket batik, karena belum memiliki peralatan proses pembatikan dan tenaga pembatik, sket-sket (desain) yang telah selesai dikirim ke Tanjung Bumi (Madura) untuk dilakukan pemrosesan lebih lanjut sampai menjadi batik. Awal Antik memulai usahanya, perkembangan batik Tanjung Bumi (Madura) belum pesat seperti saat ini.

Karena hasil batik yang dihasilkan Antik bagus, membuat mitra kerjanya puas dan berani memperkenalkan dan memasarkan ke teman-temanya seperti dari Italia, Jepang, Perancis, Amerika dan lain-lain, dan ternyata mereka menyukai motif batiknya.  Berawal dari sinilah antik mulai mendapatkan order (pesanan) untuk pasar luar negeri.

Aktifitas Membatik
Namun dalam perjalanannya tidak semudah yang dibayangkan, banyak kendala yang dihadapi terkadang hasil pembatikan tidak sesuai dengan sket. Sehingga Antik harus melakukan proses pembatikan lagi yang memerlukan waktu dan biaya.  Apalagi jarak antara Malang Selatan ke Tangjung Bumi Madura cukup jauh, tentunya hal ini akan sangat berpengaruh dalam memenuhi permintaan dari mitra kerjanya.

Batik druju belum ada yang menyamainya, karena tidak biasa dalam pembuatannya bahan kain dijahit lebih dahulu menjadi busana, baru dibuat desain, pencantingan dan kemudian dilakukan proses pembatikannya.  Cukup unik, itulah ciri khas batik Druju, dimana terlihat corak-corak batik yang menyambung dari bagian depan ke bagian belakang. Motif batik Druju sambung-menyambung karena ditorehkan setelah kain dijahit menjadi pakaian tadi.

Ciri khas lainnya, batik Druju identik dengan warna hitam pekat, lebih pekat dari batik manapun. Proses pembuatannya terbilang sangat lama. Pembuatan satu baju membutuhkan waktu satu bulan, sedangkan batik yang terbuat dari kain sutera membutuhkan waktu pembuatan sekitar satu tahun lamanya dan harga dari batik sutra hingga 25 juta.

 Motif kontemporer yang belum pernah dikembangkan di tempat lain. hanya diproduksi di Desa Druju saja dan tidak dikembangkan di tempat lain, karena pemiliknya ingin membesarkan nama Druju.

Dalam hal perwarnaan Antik tidak memakai pewarna alami. Pernah mencoba menggunakan warna alami namun hasilnya tidak secerah pewarna buatan.  Pewarna alami memang tidak dikembangkan, karena ciri khas dari batik Druju adalah keberanian mengkombinasikan warna-warna yang pekat dan kuat, dan warna-warna itu belum bisa didapatkan dari pewarna alami, kalaupun bisa memerlukan biayanya sangat mahal sekali.  Warna khas dari batik Druju adalah warna hitam dan putih dengan variasi warna dalam satu motif berkisar antara dua hingga empat warna dalam pemilihan warna tidak tidak ada hubungannya dengan makna perlambang.

Andis Batik sering melayani pesanan-pesanan untuk seragam-seragam di instansi pemerintah, awalnya pasaran yang dituju luar negeri seperti Italia, Perancis, Amerika.  Semua berawal ketika ia menjalin kerjasama dengan orang Italia (tidak disebutkan namanya) yang berada di Bali, orang Italia itu berperan sebagai pemasar, sedangkan Antik sebagai desain dan proses pembatikannya, biasanya broker-broker dari luar negeri seperti dari Italia, Amerika, Jepang dan lain sebagainya setiap 6 (enam) bulan sekali melakukan pertemuan rutin di Bali, Orang Italia itulah yang memperkenalkan hasil-hasil kerajinan batik dan langsung menawarkan kepada para broker tersebut.

Dalam hal motif tergantung antik para broker tidak pernah meminta motif secara khusus, namun ia selalu berusaha menyesuaikan dan menawarkan motif-motif batikya disesuaikan dengan kebiasaan dan budaya para broker.  Contoh kalau di jawa motif kawung (seperti kopi) untuk broker yang berasal dari Jepang ditawarkan dengan nama motif kopiko dan ternyata cukup disukai.

Selain itu, terdapat keunikan lain dari batik ini yakni “one motive, one cloth and one colour” artinya satu motif batik hanya digunakan untuk satu baju begitu pula dengan warnanya juga berbeda setiap batiknya. Jadi, anda tidak perlu khawatir, karena tidak akan ada orang yang akan menyamai baju batik anda! Oleh karena itu, batik Andis menerima penghargaan dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 untuk kategori desain terbaik kedua di Indonesia.

Sebagian Koleksi Batik Andis Druju
 Motif awal Batik Druju dengan Motif Spiral, Motif Ramuan dan Motif Candi Singosari, motif tersebut terdiri dari motif organis dan motif geometris.  Motif organis dalam batik Druju terdapat tiga jenis yaitu motif floratif, motif fauna, motif benda alam dan motif motif sosial. Selain terilhami oleh alam sekitar desa Druju, ternyata motif batik Druju juga terpengaruh oleh motif batik tradisional dari daerah lain.

Pilihan motif sangat banyak, karena setiap bulan dikembangkan motif baru yang terinspirasi dari alam (flora dan fauna). Melihat motif-motif Batik Druju memang tidak ada bosannya, bila teliti akan nampak corak alam yang ditorehkan di lembaran kain. Misalnya saja corak kupu-kupu gajah, corak rerumputan maupun corak pantai dan lautan.

Tentu saja Andis Batik memiliki satu motif andalan, yakni Motif Seribu Mimpi, yang mana dalam pembuatannya tentunya memiliki makna dan filosofi, bahwa Andis batik bermimpi dan bercita-cita memiliki seribu motif batik, begitu ujar pemiliknya.

UKM Award 20090009
Pada tahun 1996 pernah mengikuti lomba batik di Jakarta yang diselenggarakan oleh Yayasan Batik Indonesia dan satu-satunya yang menampilkan batik kontemporer hanya Batik Druju.  Mulai saat itulah pengrajin-pengrajin yang lain yang mulai mengikuti jejak Antik Subagyo untuk membuat dan memproduksi Batik Kontemporer.  Pada tahun 1997, Batik Druju mendapatkan penghargaan Sidhakarya dari Yayasan Batik Indonesia dengan kategori busana batik.
Harga Batik Druju, dipatok sesuai motif, bahan yang digunakan, dan kerumitan teknik pembuatannya. Batik premium dijual dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 7 juta untuk busana seperti kemeja Batik laki-laki, blus perempuan, dan tunik juga gaun panjang, sementara seperangkat kain dan selendang dibanderol Rp 6 juta hingga Rp 20 juta.  Sedangkan harga per item batik, bisa dibeli dengan harga mulai harga Rp 400 ribu hingga Rp 25 juta untuk Batik Cap dan Batik Tulis.
 
"Andis Batik Druju cocok bagi mereka yang suka hal-hal sederhana namun elegan serta tampil beda," tutur Antik saat wawancara di GPMB Expo & Awards 2015 yang digelar sejak 30 Juli-2 Agustus 2015. Selain itu, Batik ini juga tersedia di "Butik Umang", pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta.